
Dalam nuansa khusyuk di Paroki Herkulanus Depok, para insan berjiwa seni berkumpul untuk menghayati dan mendalami seni musik liturgi. Pelatihan ini, yang diselenggarakan oleh panitia organis Paroki Herkulanus, mengangkat tema serba-serbi dan musik liturgi, dengan narasumber terkemuka Pak Thomas Suhardjono dan Dominicus Aji Wijanarko.
Sejak abad ketiga, musik telah diakui oleh Gereja Katolik sebagai elemen esensial dalam Misa Suci. Pak Thomas memaparkan bahwa seni dalam gereja mencakup seni lukis, dekorasi, patung, suara, dan yang tertinggi, musik. Dalam ranah musik liturgi, organis Gereja Katolik menempati peran yang istimewa. Lima jenis lagu yang menjadi unggulan dalam gereja Katolik adalah Gregorian, Polifoni, Rohani, Misi atau Etnik, dan Profan.
Lagu Gregorian, sebagai nyanyian khas liturgi Romawi, menjadi pilar utama dalam upacara liturgi. Lagu Polifoni, dengan harmoni yang kompleks, juga memainkan peran penting asal tetap selaras dengan jiwa upacara. Lagu Rohani, dinyanyikan dalam kegiatan devosional dan perayaan ibadat, membawa suasana sakral berdasarkan kaidah-kaidah rubrik. Lagu Misi, mewakili tradisi etnik yang kaya, memperkuat identitas budaya dalam kehidupan beragama. Sementara itu, lagu Profan, yang bersifat bebas, mengisi momen kebersamaan dan komunitas.
“Lagu yang boleh dinyanyikan dalam perayaan Ekaristi suci adalah lagu yang sudah mendapatkan nihil obstat dan imprimatur,” tegas Pak Thomas. Lagu-lagu ini tidak menyimpang dari esensi liturgi dan membantu umat mengangkat hati kepada Allah.
Dokumen-dokumen Gereja Katolik seperti *Tra le Sollecitudini* (Paus Pius X, 1903), *Sacrosanctum Concilium* (1962), *Musicam Sacram* (Paus Paulus VI, 1969), dan *Catechism of the Catholic Church* (Paus Yohanes Paulus II, 1992) mendukung pentingnya musik liturgi. Pak Thomas, dengan semangat dan kebanggaan sebagai organis Katolik, menyuntikkan motivasi kepada peserta pelatihan.
Dominicus Aji Wijanarko, atau yang akrab disapa Mas Doji, menekankan pentingnya pemilihan register suara musik liturgi sesuai kaidah Tata Perayaan Ekaristi. “Pemilihan nada yang tepat dapat membantu umat mencapai puncak doa yang khusyuk,” ujarnya. Mas Doji juga mengingatkan bahwa organis harus rendah hati, menyesuaikan volume musik dengan suara penyanyi atau koor agar tidak menonjolkan diri.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh panitia organis Paroki Herkulanus, yaitu Ka Gita, Mba Iin, Mba Ratih, Ka Rani, Ka Neisha, dan Mas Boni Hia, dan diikuti oleh beberapa pemain organ seperti Mas Raditya dan Mas Amsal. “Kegiatan ini sangat interaktif dan insightful. Semoga semakin banyak organis muda yang ikut berpartisipasi dalam pelayanan gereja,” ungkap Mas Radit, salah satu organis senior Paroki Herkulanus Depok.
Dalam keheningan dan kebersamaan, seni musik liturgi membangkitkan semangat dan membawa umat pada pengalaman religius yang mendalam. Melalui pelatihan ini, semoga para organis terus bersemangat melayani, menjaga kemurnian liturgi, dan menginspirasi generasi muda untuk terlibat dalam karya pelayanan gereja.