Rekoleksi Komper, Mengumpulkan Hati, Sebelum Menyambut Tubuh dan Darah Kristus

Kamis (23/05/2024), tidak seperti biasanya, jam 09:00 WIB, ruang Paskalis lantai 3, Paroki Santo Herkulanus, sudah dipenuhi oleh orangtua dari anak-anak yang mengikuti persiapan Penerimaan Komuni Pertama (Komper).

Para orangtua mengikuti rekoleksi Komper. Foto: Priyo Sembodo.

Yang biasanya, kegiatan persiapan Komuni Pertama hanya dihadiri oleh anak-anaknya saja, kali ini para orangtua diundang untuk turut hadir juga.

Kegiatan Rekoleksi Komper merupakan bagian akhir dari rangkaian kegiatan Persiapan Komuni Pertama, sebelum anak-anak dapat menerima Komuni untuk pertama kalinya.

Setelah selama 5 bulan, dari Januari sampai Mei, setiap minggunya, anak-anak harus mengikuti pelajaran Komuni Pertama, yang diadakan di gereja Herkulanus, mulai jam 08:30-10:00 WIB.

Peserta Komper dari Paroki Luar Herkulanus

Menurut informasi dari Ketua Seksi Kateketik, Yasinta Estherina Puspitasari, semua anak yang terdaftar di Persiapan Komuni Pertama didampingi tanpa terkecuali, termasuk Anak yang Berkebutuhan Khusus (ABK).

Ketua Seksi Kateketik. Foto: pribadi.

Ditambahkan oleh Yasinta, para peserta Komper di gelombang ini tercatat ada 43 anak dengan rentang usia mulai dari SD kelas 4 sampai dengan SMP. Namun ada 2 anak yang baru akan menerima Komuni Pertama di bulan November, “karena permintaan dari sang ayah yang saat ini sedang berlayar“, demikian katanya.

Mayoritas para peserta berasal dari SD Santa Theresia, Depok. Sedangkan sisanya berasal dari sekolah lain, seperti: sekolah negeri, Mardi Yuana, Cakra Buana, sekolah nasional plus Eureka, dsb. Untuk anak-anak yang berasal dari SD Santa Theresia, ada yang berasal dari luar Paroki Herkulanus, karena mengikuti program Komuni Pertama dari sekolah Santa Theresia.

Kegiatan Bersama Misdinar

Anak-anak mengikuti kegiatan dengan Misdinar Paroki Santo Herkulanus di ruangan terpisah. Foto: Johanes Wahyu Agung Nugroho

Setelah dibuka dengan doa, yang dibawakan oleh perwakilan orangtua, anak-anak dibawa turun ke ruang Yustinus lantai 1, untuk mengikuti kegiatan dengan para Misdinar.

Kegiatan berkelompok yang kemudian dipresentasikan di depan para peserta komper. Foto: Johanes Wahyu Agung Nugroho

Dalam kegiatan tsb, anak-anak mendapat beberapa tugas, secara berkelompok. Kelompok yang sudah selesai lalu mempresentasikan didepan teman-temannya.

Selain itu, anak-anak juga diminta membuat surat untuk orangtua mereka yang pada saat yang bersamaan mendapat materi dari Panitia Komper. Nantinya surat tsb akan diserahkan kepada orangtua masing-masing untuk dibaca.

Orangtua Pendidik Pertama dan Utama

Pastor Paroki, Romo Agus, memberikan materi di sesi pertama. Foto: Priyo Sembodo.

Di waktu yang sama, di lantai 3, Pastor Paroki RD. Agustinus Surianto Himawan, memberikan materi sesi pertama bersama orangtua. Tentang bagaimana seharusnya keluarga Katolik mendampingi anak-anak agar bertumbuh Iman Katoliknya.

Dalam ulasannya, Romo Agus menekankan bahwa, “Orangtua adalah pendidik yang pertama dan yang utama”. Sehingga peran orangtua terhadap iman anak-anak sangat penting. Bagaimana pentingnya peranan orangtua dalam memperkenalkan anak-anak kepada misteri keselamatan.

Apa yang Biasa Orangtua Lakukan Bila Tidak Sesuai Harapan?

Setelah diselingi dengan kuis dan permainan, orangtua disuguhkan dengan materi yang lebih dalam, yang dibawakan oleh seorang dosen Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Nilam Widyarini, M.Si.

Materi kedua yang dibawakan oleh Psikolog, Nilam Widyarini. Foto: Priyo Sembodo.

Dalam paparannya, psikolog yang juga merupakan pendamping bagi keluarga-keluarga Katolik di Paroki Santo Stefanus, Cilandak ini menyampaikan, bagaimana peranan orangtua secara psikologis, dalam mendampingi anak, pasca Komuni Pertama.

Para orangtua kemudian diajak untuk membagi pengalaman masing-masing, ketika apa yang diharapkan tidak terjadi. Apa yang biasanya orangtua lakukan, dan bagaimana menyikapi hal tersebut.

Tantangan Terbesar

Di tempat terpisah, Yasinta juga mengatakan, Seksi Kateketik sebagai salah satu ujung tombak Gereja, seringkali mengalami banyak tantangan. Dalam kegiatan persiapan Komuni Pertama, tantangan terbesar yang dihadapi seksinya dan juga panitia adalah komitmen.

Komitemen, sebagai tantangan terbesar dari anak-anak sendiri. Foto: Johanes Wahyu Agung Nugroho.

Komitmen dari anak-anak itu sendiri untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh para pendidik setiap minggunya.

Yasinta juga menambahkan, kegiatan Komuni Pertama yang diadakan setiap tahun ini merupakan salah satu dari sekian banyak program kerja yang dimiliki oleh Seksi Kateketik.

Setelah Komuni Pertama, di bulan Juli dan September akan ada Pelajaran Katekumen (untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sekretariat Paroki atau Seksi Kateketik). Lalu di bulan Agustus akan ada Pelajaran Krisma selama 4 bulan.

Diperkenalkan dengan Komunitas Dalam Gereja

Para Misdinar memperkenalkan diri sebagai salah satu kelompok yang bisa diikuti anak-anak setelah Komper. Foto: Laurensia Jessica Irene.

Yasinta kembali menjelaskan, sebelum Komper anak-anak ikut Bina Iman Anak (BIA), yang sekarang namanya sudah diganti menjadi Serikat Kepausan Anak-anak dan Remaja Misioner (SEKAMI).

Harapannya setelah Komper, anak-anak bergabung dengan komunitas-komunitas yang ada di gereja, seperti Misdinar, Pemazmur, THS-THM, dll, agar anak-anak tetap berada dalam “kawanan domba”.

Kelompok Kategorial, THS-THM, organisasi pencak silat Katolik, membuka pendaftaran anggota baru. Foto: Priyo Sembodo.

Harapan yang sama pun diutarakan oleh Romo Agus, dalam pesan penutupnya. Agar anak-anak memilih salah satu komunitas, sesuai minatnya, dan tetap aktif di gereja.

Rekoleksi sebagai Momentum

Romo Agus juga mengingatkan, “Rekoleksi merupakan momentum, saat mengumpulkan kembali hati, jiwa dan raga, supaya kita siap menyambut tubuh dan darah Kristus”.

Beliau juga menambahkan, agar kegiatan Komper juga menjadi momentum bagi umat, khususnya para orangtua yang anaknya ikut Komuni Pertama, untuk mewujudkan harapan Bapa Uskup, membangun gereja dan paroki yang berjalan bersama. Sebagai kesempatan untuk bersama-sama ambil bagian di gereja dan di lingkungan untuk ikut terlibat secara aktif.