Penampakan Saat Latihan Koor

Semua mata tertuju pada dua bayangan hitam di balik jendela.

”I-itu siapa,  eh itu apa,ya?” 

Tak ada yang menjawab, semua terdiam…

Salah satu kegiatan rutin di Lingkungan St. Fransiskus Asisi adalah berlatih koor. Kami berlatih dua minggu sekali setiap hari  Sabtu di rumah salah satu warga. Kami berlatih dari  pukul 16.00 WIB  hingga  pukul 18.00 WIB. Jika sudah mendekati tanggal bertugas, maka waktu latihannya pun ditambah. 

Suasana berlatih ketika hari masih sore…Bayangkan jika di luar sudah gelap dan hanya ada lampu teras di balkon. Foto: Pribadi

Hari itu, hari Sabtu, jadwal latihan kami agak berubah  karena sorenya hujan deras sekali. Kami baru mulai berlatih pukul 19.00 malam.  Udara malam itu memang dingin. Gemericik suara tetesan air kembali  terdengar sayup-sayup, pertanda gerimis turun lagi. 

Jumlah bukan halangan untuk terus berlatih. Foto: Pribadi

Waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 WIB, saat  kami baru saja selesai mengulang sebuah lagu.  Tiba-tiba suasana di ruangan itu  menjadi  hening. Pak Andung, pelatih koor kami, terdiam dan menatap tajam ke arah jendela yang ada di belakang kami. 

“I-itu siapa? E-Eh itu apa?” tanya Pak Andung dengan suara agak tersendat dan terlihat kaget. Semua mata tertuju ke arah jendela yang menghadap ke  teras balkon. Ruangan tempat kami berlatih memang berada di lantai dua dan balkonnya mempunyai teras yang cukup luas. Terlihat dua bayangan hitam bergerak-gerak dari balik jendela. Bentuk bayangannya bukan seperti  pohon atau bangunan, tapi seperti orang. Nah! Bagaimana mungkin? Semua terdiam menahan nafas. ,

Tiba-tiba, melintaslah dua sosok berbadan kecil berlarian di sekitar teras. A-AAA….

“B-Bu, itu beneran orang, kan?  B-bukan jadi-jadian?” bisik seorang Ibu kepada Ibu yang ada di sebelahnya. Ibu yang ditanya hanya mengangguk kecil karena masih bingung,

Tapi kemudian semua bernafas lega karena kedua sosok misterius itu ternyata adalah benar dua anak perempuan.  Usia mereka sekitar 8 atau 9 tahun, tetapi tampak mungil karena kurus. Wajahnya tirus, agak pucat  dan rambutnya kusut.  Badan dan baju mereka agak basah karena kehujanan. 

“Namanya siapa,Nak?  Kenapa kemari?” tanya salah seorang Ibu sambil menuntun keduanya  masuk ke dalam ruangan. Namanya Angelina dan Angelika. Mereka anak kembar. Keduanya lalu duduk di tikar dan langsung menyantap kudapan yang ada di depan mereka. Hmm, sepertinya mereka lapar.  Mereka tinggal bersama  tante dan ayahnya yang terkena stroke. Ibu mereka sudah lama meninggalkan mereka. Mereka tidak bersekolah lagi karena tidak ada biaya. 

Di sinilah kami biasa berlatih koor, dipimpin oleh Pak Andung. Foto: Pribadi

Kedua anak itu sedang bermain di jalanan komplek saat kami berlatih koor. Padahal hari itu sudah larut malam dan gerimis pula.

“Aku dengar ada lagu gereja, jadi aku ke sini,” jelas salah satu dari kedua anak itu. Ah, ternyata mereka tertarik dengan nyanyian yang kami bawakan sehingga mereka mencari sumber suaranya. Mereka mengintip dari jendela balkon setelah naik melalui tangga putar yang ada di halaman rumah. Ya, akhirnya terjawab sudah bagaimana mereka bisa sampai di teras balkon. 

Setelah selesai makan, kedua anak perempuan itu pun lalu diantar pulang. Sementara itu para peserta koor yang lain masih kasak kusuk soal penampakan itu. 

 “Aku nggak tahu kalau di depan ada tangga putar, aku pikir, aku lihat yang lain….”jelas Pak Andung yang  terlihat masih kaget.

Tim Koor Lingkungan St.Fransiskus Asisi, selesai bertugas Misa Pk.07.00, tanggal 14 Juli 2024. Foto: Pribadi

Tim Koor Lingkungan St. Fransiskus Asisi, selesai bertugas Misa Pk.07.00, tanggal 14 Juli 2024

Suasana berlatih ketika hari masih sore… Bayangkan jika di luar sudah gelap dan hanya ada lampu teras di balkon. Jumlah bukan halangan untuk terus berlatih