
Ziarek Kelompok Doa Maria Marta. Mencari oase di tengah hiruk pikuk kesibukan.
“Di Lourdes di gua sunyi terpencil, tampaklah Maria perawan murni, Ave, Ave, Ave Maria…Ave, Ave, Ave Maria…”
Lagu ini pasti tidak asing di telinga kita, khususnya pada bulan Mei dan Oktober. Adalah Kelompok Doa Maria Marta, yang pagi itu, Jumat 31 Mei 2024, melantunkan pujian indah itu di komplek Gua Maria Ratu Rosari, Desa Putera. Waktu menunjukkan pukul 06.30. Matahari masih malu-malu.Suasana di taman doa yang luas itu masih senyap, tapi seketika menjadi hangat, begitu lagu Ave Maria terdengar. Ada 11 peziarah yang sudah bersiap memulai Jalan Salib. Jalan Salib di Gua Maria Ratu Rosari ini merupakan cerita pembuka dari ziarek yang akan dilakukan kelompok doa ini.
Gua Maria Ratu Rosari, Desa Putera, Srengseng Sawah merupakan gereja pertama yang dikunjungi dari 5 gereja yang menjadi target ziarek kali ini. Ada beberapa fasilitas di Komplek Gua Maria Ratu Rosari ini. Di jalur menuju Jalan Salib dipasang patung kedua belas rasul dan patung Yesus Gembala Baik. Yang menarik adalah keberadaan gua di bawah tanah dengan patung Yesus Raja mengenakan baju adat Jawa.
Setelah Jalan Salib dan berdoa rosario, Kelompok Doa Maria Marta bergerak ke arah Kalideres. Tempat kedua yang dikunjungi adalah Gereja Santa Maria Imakulata. Gua Maria, kapel dan ruang adorasi Sakramen Mahakudus ada di lantai dasar. Sementara gedung utama gereja berada di lantai dua. Pada sisi kiri dan kanan gereja, terdapat 35 jendela yang mencerminkan 18 peristiwa dalam hidup Maria. Di gereja ini kelompok doa Maria Marta sempat berkenalan dan berbincang dengan kelompok doa dari Gereja Santo Laurensius, Alam Sutera. Walaupun baru pertama bertemu, suasana akrab pun terjalin, mungkin karena merasa satu tujuan berdevosi kepada Bunda Maria.
Dari Kalideres, Kelompok Doa Maria Marta menuju ke gereja ketiga, Gereja Santo Andreas Kim Tae-gon di Kelapa Gading. Gereja ini sangat megah dengan 3 pintu super besar yang berhiaskan relief perjalanan Santo Andreas Kim Tae-gon yang berasal dari Korea Selatan. Gereja ini juga mempunyai dua Gua Maria. Gua Maria yang terbaru ada di sudut halaman gereja yang megah, tepat di seberang patung Santo Andreas Kim Tae-gon yang super tinggi.
Sementara Gua Maria “yang lama” berada di pojok dan agak tersembunyi, tepatnya di seberang bangunan gereja yang baru. Menurut Ibu Mega, salah satu pengurus WK di sana, justru dari Gua Maria “yang lama” itulah ada banyak mujizat terjadi. Kelompok Doa Maria Marta pun berdevosi di sana. Gua Maria “yang lama” itu tidak terlalu besar, berada di salah satu sudut dengan lukisan indah dan hiasan khas Korea. Suasana disana begitu damai dan tenang. Ingin rasanya berlama-lama di sana curhat kepada Bunda Maria. Tapi kita tidak bisa melakukannya karena ruangnya tidak cukup luas, sementara ada banyak peziarah yang datang dan pergi.
Setelah beristirahat dan kuliner di sekitar Kelapa Gading, tempat keempat yang dikunjungi adalah Gereja Santo Yohanes Don Bosko yang berada di Sunter. Santo Yohanes Don Bosko dikenal sebagai pelindung kaum muda. Kita bisa menemukan patungnya persis dihalaman depan gereja. Gua Maria-nya terletak di bagian belakang gereja. Di tempat ini, Kelompok Doa Maria Marta kembali bertemu dengan rombongan lain. Jumlah mereka lebih besar, sehingga harus segera berpindah tempat.
Gereja kelima adalah Rumah Doa Bunda Maria Ratu yang berada di Cimanggis.
Komplek Rumah Doa ini begitu asri karena banyak pepohonan dan kolam ikan. Suara gemericik air membuat suasananya seperti di saung. Namun tetap hening dan hikmat. Rumah Doa ini terdiri dari Taman Doa Jalan Salib, Taman Doa La Pieta dan Gua Bunda Maria Ratu. Sore itu, Rumah Doa Bunda Maria Ratu sedang bersiap untuk Misa penutupan Bulan Maria. Hmm, coba bayangkan, semua yang hadir malam itu akan berdoa dalam temaram lampu-lampu taman, beratapkan langit dan dikelilingi bunga, tumbuhan, kolam ikan dan air mengalir, sungguh indah, bukan? Nah, cerita dari Rumah Doa Bunda Maria Ratu ini menjadi kisah penutup dari rangkaian ziarek hari itu. Ziarek Kelompok Doa Maria Marta diakhiri dengan Doa Angelus. Setelah itu, semua peziarah kembali ke rumah masing-masing.
Semangat slalu kelompok Doa Maria Marta.. Smoga sehat slalu dan bisa melakukan trip trip selanjut nya yg pasti akan lebih berkesan dan menambah pengalaman para peziarah..