Depok, 30 Januari 2012 – Umat Paroki Santo Herkulanus Depok, Keuskupan Bogor, Jawa Barat menggelar perayaan syukur dasawarsa (ulang tahun Paroki yang ke-10) pada Minggu, 29 Januari 2012. Perayaan syukur tersebut memilih tema “Bangkitkan dan Satukan Semangat dalam Membangun Gereja Berjiwa Muda yang Mandiri, Berdaya Tahan, dan Berdaya Pikat”.
Perayaan syukur ini dipimpin oleh Uskup Bogor Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM, Romo Deken RD. Andreas Bramantia dan Romo Paroki RD. Yustinus Dwi Karyanto.
Dalam kotbahnya, Uskup Michael menekan lagi pesan Konsili Vatikan ke-2 bahwa Gereja harus terus memperbaharui diri.
Sementara itu, dalam sambutan usai perayaan, Romo Yustinus mengatakan Paroki Herkulanus memaknai usia 10 tahun sebagai tahun mengunjak pendewasaan dan pematangan.
“Usia 10 tahun mendorong kita semua semakin menyatukan hati untuk membangun Paroki Herkulanus menjadi communio yang mandiri, bedaya tahan dan berdaya pikat,” ujarnya.
Menjadi Communio berarti menjadi suatu persekutuan yang dilandasi semangat kerukunan, persaudaraan sejati yang memelihara hubungan kesatuan dengan Allah melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus.
Mandiri berarti mampu memenuhi tenaga dan biaya dalam melayani umat dan masyarakat sekitar, tersedia sarana dan prasarana yang memadai, adanya proses kaderisasi yang berkesinambungan.
Berdaya tahan berarti umat mempunyai iman yang mendalam dan dewasa, iman yang merasuk dalam hati dan budi, mendarah daging dalam diri pribadi serta nampak dalam sikap, perilaku sehari-hari.
Berdaya pikat berarti dengan adanya persekutuan yang erat di antara umat, maka umat paroki mampu memberi kesaksian akan kasih kristus baik di dalam maupun di luar. Secara nyata, mampu memberikan pelayanan dan sumbangan bagi sekitar.
Uskup Mgr. Michael Cosmas Angkur, OFM, disaksikan beberapa toko agama lainnya, terutama toko Muslim, juga meresmikan peletakan batu pertama pembangunan aula, perkantoran, pastoran Paroki St. Herkulanus.
Sekilas Sejarah Paroki Santo Herkulanus Depok
Paroki Santo Herkulanus adalah paroki ke-19 di bawah naungan Keuskupan Bogor yang diresmikan pada Minggu, 27 Januari 2002, sebagai hasil pemekaran Paroki Santo Paulus Depok yang resmi menjadi paroki pada tahun 1960 setelah melalui tahapan status stasi sejak tahun 1949.
Gereja Herkulanus dibangun tahun 1977-1978 di lahan Perum Perumnas seluas kurang lebih 3.000 meter persegi.
Pilihan nama “Herkulanus” guna mengenang nama Pastor Herkulanus Frankhuijen, OFM yang setiap hari setia berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk mengunjungi umatnya.
Mengenakan jubah hitam, bertongkat, bertopi, dengan jenggot panjangnya, serta sepatu hitam, dia menyapa dengan mesra siapa saja yang ditemuinya. Sosok peramah dan tulus hati, dia menanamkan benih kasih sesama insandi Depok yang saat itu 90% penduduk pemeluk agama Kristen Protestan.
Memang waktu itu jumlah umat Katolik masih relatif sedikit (sekitar 50 KK, tahun 1960-an) sehingga semua keluarga Katolik pasti mendapat giliran kunjungan Pastor Herculanus.
Santo Herkulanus adalah Uskup Perugia, Italia, dibunuh tahun 549 (pesta nama 7 November), dikenal suci, pemberani dan tegas dalam sikap dan pendirian. Pada 966, peti jenazah dan semua relikwi serta benda suci disimpan di Katedral Santo Lorenzo, Perugia. Ternyata saat peti dibuka, jenazah beliau masih utuh.
Paroki Herkulanus bersinggungan langsung dengan Paroki Santo Paulus, Paroki Ratu Rosari, Paroki Yohanes Baptista, dan Paroki Santo Mathias, terdiri dari 11 lingkungan yang dirangkum dalam 4 wilayah.
Bertepatan dengan perayaan dasawarsa juga mengawali pembangunan aula, perkantoran dan pastoran.
Siapa saja Pastor yang pernah berkarya di Paroki Santo Herkulanus?
1. Herculanus Frankhuijen, OFM
2. R.Y. Koesnen, OFM
3. Guido Brod, OFM
4. Suyatno, Pr
5. Jimmy Rampengan, Pr
6. Gatot W.S., Pr
7. Aegidius Ngarut, OFM
8. Saverinus Adir, OFM
9. Vitalis Nonggur, OFM
10. Deddy Kurniadi, OFM
11. Gabriel Geri Maing, OFM
12. Robertus Agung Suryanto, OFM
13. Albertus Simbul Gaib P., Pr
14. Yustinus Dwi Karyanto, Pr
Hans Obor, Sie Dokumentasi dan Publikasi