
Di bawah naungan malam yang hening, pada 29 Maret 2025, dirumah Bapa Domi, mantan ketua lingkungan Anselmus menjadi saksi sebuah pertemuan penuh makna. Dalam kehangatan kebersamaan, Orang Muda Katolik (OMK) berkumpul, ditemani oleh orang tua sebagai pendamping. Malam itu, dalam bimbingan Kaka Boni Hia, tema APP yang menggugah, “Allah Memberdayakan Orang Muda“, menjadi inti permenungan yang mengalir seperti aliran sungai yang jernih, membasuh hati dan jiwa.
Antusiasme meluap dalam dialog interaktif. OMK berbicara, berbagi, dan mendengarkan dengan hati yang terbuka. Mas Wibi, seorang OMK, menyuarakan kegelisahan yang kerap hadir dalam benak banyak orang muda. “Saya khawatir akan masa depan saya, tetapi seiring berjalannya waktu, saya melihat bagaimana Tuhan menolong saya,” ungkapnya dengan penuh haru. Ia juga membagikan kisah imannya yang penuh perjuangan serta keputusan untuk menjadi Katolik yang awalnya ditentang keluarga, namun pada akhirnya diterima dengan kasih dan pengertian.
Di sudut lain, Bu Ririn, seorang ibu pendamping, menyampaikan pengalamannya yang sarat makna. “Dulu, saya tak pernah merasa khawatir. Namun, setelah suami saya meninggal, tanggung jawab keluarga sepenuhnya ada di pundak saya. Saat itulah, kekhawatiran mulai menyelimuti hati saya.” Namun, seperti embun yang jatuh di pagi hari, keyakinannya pada Tuhan memberi kesejukan di tengah kecamuk ketakutan.
Pak Kris Waimona, OMK senior, mengingatkan bahwa dalam kitab suci, Tuhan berfirman, “Jangan khawatir akan hari esok, karena kesusahan hari ini cukup untuk hari ini.” Seperti burung pipit yang tak memiliki lumbung namun tetap diberi makan oleh Tuhan, demikian pula manusia yang dikasihi-Nya.
Dalam atmosfer yang penuh renungan, Pak Dewo menambahkan, “Khawatir itu manusiawi, tetapi tak boleh berlebihan. Musa pun pernah takut dan khawatir saat menerima perintah Tuhan. Namun, ia tetap melangkah karena percaya bahwa Tuhan menyertainya. Begitu juga kita, harus yakin bahwa Tuhan selalu membuka jalan dalam setiap pergumulan kita.”
Pak Andre, seorang pendamping lainnya, memberikan pesan yang menenangkan, “Biarkan semuanya mengalir. Serahkan pada Tuhan, karena Dia akan memberikan lebih dari yang kita harapkan.” Sebuah pernyataan yang meneguhkan hati, mengajak setiap pribadi untuk bersandar pada kekuatan ilahi yang tak terbatas.
Sebagai pemandu, Kaka Boni Hia menutup pertemuan dengan sebuah refleksi mendalam. Sejak dahulu kala, Tuhan telah memberdayakan orang muda untuk menjadi alat-Nya. Yusuf, di usia muda, menjadi penasihat Firaun. Daud, dengan keyakinannya, mengalahkan Goliat. Maria, dengan ketulusan hatinya, menerima panggilan sebagai ibu Sang Juru Selamat. Begitu pula dengan OMK hari ini—mereka dipanggil untuk menjadi terang, menjadi garam dunia.
Sebagai penutup, suara merdu menggema dalam syahdu. Lagu Hidup Ini Adalah Kesempatan mengalun lembut, mengingatkan bahwa setiap detik yang diberikan Tuhan adalah anugerah yang harus dimanfaatkan dengan bijaksana. Dan di malam itu, dalam dekapan cahaya iman, OMK Lingkungan Anselmus semakin menyadari panggilan mereka untuk melangkah dengan percaya, untuk hidup dengan keberanian, dan untuk selalu bersandar pada kasih Tuhan yang tak terbatas.