
Dalam Semangat kebersamaan dan panggilan pelayanan Dewan Pengurus Cabang dan Dewan Pengurus Ranting WKRI St.Herkulanus Depok mengikuti kegiatan pembekalan pengurus yang diselenggarakan pada Sabtu, 20 Oktober 2025 bertempat di ruang Paskalis Gereja St. Herkulanus Depok.
Kegiatan pembekalan yang dipandu oleh Khatarina Dewi Yuanti, mengusung tema “Soliditas dalam semangat pelayanan bagi gereja dan masyarakat“. Sebanyak 77 peserta hadir mengikuti pembekalan yang bertujuan untuk memahami visi, misi, AD/ART guna meningkatkan kapasitas dan soliditas pengurus cabang dan ranting WKRI St. Herkulanus agar siap melaksanakan program tahun 2025-2028.
Kegiatan pembekalan diawali dengan doa pembuka dan sambutan dari Ketua DPC St. Herkulanus yang diwakilli oleh Wakil Ketua. Dalam sambutannya, Agatha Sri Pujiatiningsih, menegaskan bahwa kegiatan ini sebagai wadah pembelajaran bersama dengan memahami visi, msi, dan AD/ART WKRI serta relevansinya di WKRI St. Herkulanus Depok.
Pembekalan pengurus dimaksudkan untuk meneguhkan spiritualitas pelayanan, memperjelas tugas dan wewenang tiap bidang, serta membangun pola kerja dan komunkasi yang lebih efektif. Dengan demikian WKRI St. Herkulanus akan semakin profesional, sinergis, dan berdampak secara nyata bagi gereja dan masyarakat,” ujanya.
Untuk memperkuat efektivitas organisasi WKRI, para pengurus mendapatkan pembekalan khusus dari DPD WKRI Keuskupan Bogor. Materi pembekalan disampaikan oleh Bernadetha Yudarini, selaku Ketua Presidium DPD Keuskupan Bogor dan Anggota Presidium DPD Keuskupan Bogor, Chatarina Sri Ismidasi.
Bernadetha Yudarini memberikan pembekalan mencakup visi misi, struktur organisasi, etika organisasi dan AD/ART WKRI. Dalam kesempatan tersebut, Bernadetha Yudarini mengucapkan terima kasih dan merasa senang DPC St. Herkulanus mengundang Presidium DPD untuk berbagi pengalaman dan belajar bersama menjadi pengurus dan anggota.
Bernadetha Yudarini mengungkapkan untuk menjalankan orgnisasi kita harus membangun budaya organisasi yang berpedoman pada prinsip solidaritas dan subsidiritas, berlandaskan Ajaran Sosial Gereja dan nilai moral. Selain itu proses kepemimpinan dan pngambilan keputusan dilakukan berdasarkan semangat perutusan dan sikap Asih-Asah-Asuh (3A) yang merupakan landasan gerak seluruh jajaran WKRI. Landasah ini yang membedakan WKRI dengan organisasi masyarakat lain dengan keyakinan yang kita miliki.
Ia menegaskan, budaya organisasi akan membentuk cara kita bekerja, cara bergaul, cara berkomunikasi dan menjadi pedoman dalam mengambil keputusan serta menyelesaikan masalah. Budaya oraganisasi memberikan kita identitas dalam bekerja meningkatkan efisiensi dan efekttifias opersional organisasi yang sudah disepakati bersama.
Menurut Bernadetha Yudarini, etika organisasi dan AD/ART saling terkait. AD/ART memberikan kerangka aturan yang eksplisit, sedangkan etika memberikan panduan moral yang membentuk perilaku dalam menjalankan aturan tersebut. AD/ART merupakan peraturan tertulis dibuat untuk menjadi pedoman dan landasan hukum bagi WKRI dalam menjalankan kegiatan dan mengatur hubungan internal.
Lebih lanjut Bernadetha Yudarini mengatakan, kita harus berjejaring dengan lintas ranting, lintas organisasi wanita, lintas agama, pemerintah setempat, dan masyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan visi dan misi Wanita Katolik RI.
”Ranting merupakan unit terkecil dalam organisasi yang menjadi ujung tombak sebagai pelaksana program dalam menjalin komunitas di gereja dan masyarakat. Yang membuat organisasi berjalan adalah keretlibatan dari semua anggota,” ungkapnya.
Diakhir pemaparannya Bernadetha Yudarini menjelaskan, tema yang diangkat terkait soliditas yang mengandung arti kompak, solid, kokoh, harus utuh, percaya dan saling mendukung melalui kerja sama di antara anggota.
”Organisasi merupakan tempat belajar, tempat menopang mental karena dinamikanya luar biasa. Bukan hanya mengasah otak tapi juga mengasah mental bagaimana menyikapi perbedaan dengan sukacita. Kita harus melatih tanggung jawab. Mulai dengan diri sendiri, tanya pada diri sendiri, belajar memahami apa tugas kita sebagai pengurus di bidang masing-masing atau sebagai anggota. Ubah mindset jabatan itu bukan tujuan tetapi amanat yang berdampak buat anggota, oragnisasi, dan masyarakat,” tambahnya.
Pada sesi kedua disampaikan oleh Chatarina Ismidasi selaku anggota Presidium DPD. Materi yang disampaikan mengenai uraian tugas, wewenang dan lingkup kerja pengurus cabang dan ranting serta bidang-bidang.
Dalam paparannya Chatarina Ismidasi menegaskan, keberhasilan atau kegagalan kepengurusan tergantung pada pemahaman fungsi dan tugas masing-masing pengurus dalam menjalankan roda organisasi. Dengan uraian tugas masing-masing di antara pengurus diharapkan saling bahu membahu dalam menjalankan organisasi.
”Penting untuk membekali pengurus dengan materi AD/ART agar dapat memahami landasan organisasi dalam melaksanakan program sesuai dengan aturan,”ungkapnya.
Pada bagian terakhir Chatarina Ismidasi juga memaparkan hasil rancangan program kerja masing-masing bidang periode 2025-2028 yang sudah ditetapkan pada saat Konfercap VI.
Kegiatan dilanjutkan dengan pleno yang melibatkan seluruh peserta untuk merumuskan hasil refleksi dan langkah nyata ke depan. Dalam suasana penuh keakraban, para pengurus saling bertukar pandangan tentang tantangan dan peluang pelayanan WKRI di lingkup gereja dan masyarakat.
Dalam sesi ini, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok yang dikoordinir oleh Sussana Magyuani selaku Ketua Panitia. Dari pleno tersebut dihasilkan beberapa rekomendasi strategis, di antaranya peningkatan koordinasi antar tingkat kepengurusan, penguatan kaderisasi, serta komitmen untuk memperluas karya pelayanan WKRI di bidang sosial dan pastoral.
Pada kesempatan terakhir, Ketua DPC St.Herkulanus Elizabeth Eni Suraeni dalam arahannya mengungkapkan, alasan mengapa kita tidak mengambil kata solidaritas karena banyak bijaksananya, diibaratkan seperti tidak adil. Oleh karena itu mengambil istilah soliditas agar kita selalu kuat, solid dan semangat pelayanan bagi gereja dan masyarakat. Sesuai dengan peran kita masing-masing baik itu di dalam lingkup keluarga, gereja dan masyarakat.
”Marilah kita melangkah bersama dengan semangat pelayanan. Saya juga mengucapkan terima kasih untuk semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, semua memiliki peran yang luar biasa,” tutupnya.
Kegiatan pembekalan ini diakhiri dengan doa penutup dan foto bersama. Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh pengurus WKRI semakin kuat, solid, selalu semangat dan siap melayani dengan sukacita.

