Sukacita dalam Harmoni: Jejak Nada di Ujung Tahun Liturgi

23 November 2025, sebuah tanggal yang semula hanya menjadi usulan ringan dalam rapat panitia pada November 2024, akhirnya menjelma menjadi peristiwa indah bagi Paroki St. Herkulanus Depok.

Di minggu terakhir sebelum memasuki masa Adven, saat Gereja bersiap memasuki tahun liturgi yang baru, gagasan untuk mengadakan concert mini organis akhirnya terwujud dengan penuh sukacita.

Permainan Klarinet lagu Doa Seorang Anak. Dokumentasi : Komsos St Herkulanus

Suasana gereja sore itu berbeda. Umat berdatangan dengan antusias, memenuhi setiap bangku seakan tengah menanti sebuah pertunjukan musik klasik internasional. Dan benar saja, ketika Dominicus Aji Wijanarko, atau yang akrab disapa mas Doji, menghembuskan nada-nada Prelude karya J.S. Bach, gereja seketika berubah menjadi ruang kontemplasi yang berdenyut oleh harmoni surgawi.

Dominikus Aji Winarko Membuka Mini Konser Organis dengan Lagu JS Bach. Dokumentasi : Komsos St Herkulanus

Di Tahun ini, concert mini mengusung tema SUKACITA DALAM HARMONI (SILAMI); tema yang bukan hanya indah secara bahasa, tetapi kaya makna. Bahwa dalam setiap iringan musik liturgi, terdapat sukacita rohani yang sering kali tak kasatmata; esensi abstrak yang hanya dapat dirasakan melalui getaran nada, bukan sekadar didengar telinga, melainkan dihayati jiwa.

Iuvenish Chorus dan OMK St Herkulanus menyanyikan Lagu Natal Para Malaikat Bernyanyi. Dokumentasi : Komsos St. Herkulanus

Romo Agus Suryanto Himawan, selaku pastor paroki, memberikan pesan yang meneguhkan para organis: “Semoga dengan nada-nada yang kalian mainkan, umat semakin mampu menghayati liturgi dalam setiap perayaan Ekaristi. Janganlah jenuh melayani Tuhan melalui talenta yang telah Ia percayakan kepada kalian.”

Romo Dismas Aditya, melalui video yang ditayangkan sebelum konser dimulai, turut menambahkan: “Sebagai organis baru, layani dengan tulus dan setia. Talenta tidak berarti apa-apa jika tidak dipersembahkan kembali kepada Tuhan.”

Foto Bersama Organis Baru St Hekulanus. Dokumentasi : Komsos St Herkulanus

Konser ini tidak hanya tentang muzikalitas, tetapi tentang perjalanan pelayanan, pembinaan, dan kerja sama orang-orang yang dengan hati rela memberi waktu dan kemampuannya. KOMSOS Paroki yang selalu sigap dengan live streaming dan dokumentasi visual menjadi salah satu pilar penting keberhasilan acara ini.

Tahun ini juga menjadi titik awal perkembangan signifikan bagi para organis baru. Dengan beragam latar belakang, ada yang berasal dari dunia piano, ada pula yang dari keyboard, para pelatih seperti mas Doji dan Bu Iin harus menyusun pola pembinaan yang tepat. Maka dibentuklah dua kelompok: Kelompok Mozart (berbasic piano) dan Kelompok Bach (berbasic keyboard). Pembagian ini bukan untuk memisahkan kualitas, tetapi untuk memastikan setiap calon organis mendapatkan pembinaan yang relevan, praktis, dan efektif.

Foto Bersama Organis St Herkulanus dengan Koor Iuvenish Chorus dan OMK St Herkulanus. Dokumentasi : Komsos St Herkulanus

Tentu saja perjalanan menjadi organis gereja bukan tanpa tantangan. Mas Doji berbagi tantangan yang manusiawi namun mendalam:

“Belajar menjadi organis tidak harus dimulai dari hal yang rumit. Ia dimulai dari komitmen — hal paling sederhana namun paling menentukan. Dan mereka yang bertahan, menutup perjalanan ini dengan gemilang.”

Kemudian ia menambahkan pesan yang tak kalah sarat makna:

“Ini bukan ujung perjalanan. Pelayanan itu total. Ilmu musik itu titipan; jangan simpan untuk diri sendiri — bagikan kepada generasi berikutnya.”

Bu Iin, yang mendampingi kelompok Bach, menuturkan kesan yang penuh kasih:

“Setahun bersama mereka sungguh menyenangkan. Walau latar belakang musik mereka berbeda, tujuan mereka sama: belajar menjadi organis. Ketekunan mereka sungguh luar biasa.” Ia menutup dengan pesan lembut: “Jangan pernah berhenti belajar. Menjadi organis berarti belajar sepanjang waktu.” Nama-nama para organis senior seperti Dominicus Aji, Brigitta Shiane, Brigita Widya, Cicilia Endah, Anna Veralia, Bonifasius Hia, Raditya, Amsal, Frederika, Elfrida, hingga Jeniffer, menjadi saksi perjalanan panjang pelayanan yang tak pernah putus. Sementara wajah-wajah baru seperti MM Siti, Alexander, Antonius, Sr. Viskah, Natalie, Maria Azelda, Kristian, Alvaro, dan Elsa adalah generasi yang siap meneruskan nyala pelayanan itu. Koordinator organis, Gita, menyalakan harapan yang lembut namun tegas: “Mini konser ini adalah langkah awal. Semoga semangat pelayanan semakin membara. Kembangkanlah talenta yang Tuhan berikan demi kemuliaan-Nya.” Dan tentu, ada pesan penting yang tak boleh dilupakan: “Saat tugas kor, jangan pilih-pilih organis. Semua baik. Semua melayani Tuhan.” Sebuah pengingat sederhana, namun bermakna dalam bagi perjalanan bersama sebagai pelayan liturgi. Dalam konser ini juga diperlihatkan dua gaya permainan organis yang cukup kontras namun saling melengkapi:

Romo Agustinus Surianto Himawan memberikan Pesan kepada Seluruh Organis St Herkulanus. Dokumentasi : Komsos St Herkulanus

Monotonis —berdasarkan akor di tangan kiri dan melodi di tangan kanan, seperti dalam lagu-lagu Puji Syukur yang ritmis. • Politonis —kedua tangan saling mengisi berdasarkan partitur not balok, sebagaimana ditampilkan mas Doji dalam preludenya. Pak Thomas, sang pembina organis paroki, menutup acara dengan penjelasan tersebut. Menegaskan bahwa setiap gaya memiliki keindahan dan peran masing-masing dalam mengiringi umat berdoa. Konser mini organis tahun ini bukan akhir. Ia adalah permulaan dari sukacita yang tumbuh perlahan, seperti lilin pertama Adven yang akan segera dinyalakan. Dalam setiap nada yang dimainkan, ada doa yang disampaikan. Dalam setiap komitmen yang dijaga, ada kasih yang dipersembahkan. Dalam setiap harmoni yang tercipta, ada Tuhan yang dimuliakan. SILAMI 2025 adalah bukti bahwa sukacita dapat lahir dari harmoni, dan harmoni dapat bertumbuh dari hati yang melayani. Semoga setiap organis, lama maupun baru, terus menabuh perjalanan panjang ini dengan ketulusan. Sebab dalam musik liturgi, kita tidak hanya mengiringi umat. Kita sedang mengiringi jiwa menuju Tuhan.

Romo Dismas Aditya Memulai Acara Organis dengan Doa. Dokumentasi : Komsos St Herkulanus Depok

Bagikan: